Miyamoto Musashi adalah anak desa yang bercita-cita menjadi samurai
sejati. Di tahun 1600 yang penuh pergolakan itu, ia menceburkan diri ke
dalam Pertempuran Sekigahara, tanpa menyadari betul apa yang
diperbuatnya. Setelah pertempuran berakhir, ia mendapati dirinya
terbaring kalah dan terluka di tengah ribuan mayat yang bergelimpangan.
Dalam perjalanan pulang, ia melakukan tindakan gegabah yang membuatnya menjadi buronan hingga seorang pendeta Zen berhasil menaklukkannya. Otsu, gadis cantik yang mengaguminya, membebaskan Musashi dari hukumannya, tapi Musashi kembali tertangkap. Selama tiga tahun ia mesti menjalani kehidupan mengasingkan diri, dan masa-masa itu dipergunakannya untuk menyelami karya-karya klasik Jepang dan Cina.
Setelah bebas kembali, ia menolak diberi jabatan sebagai samurai. Selama beberapa tahun berikutnya, ia mengejar cita-citanya dengan tekad penuh mengukuti Jalan Pedang, dan menjadi samurai sejati. Lambat laun ia mengerti bahwa mengikuti Jalan Pedang bukan sekedar mencari sasaran untuk mencoba kekuatannya. Ia terus mengasah kemampuan, belajar dari alam dan mendisiplinkan diri untuk menjadi manusia sejati. Ia menjadi pahlawan yang tidak mau menonjolkan diri bagi orang-orang yang hidupnya telah ia sentuh atau telah menyentuh dirinya. Ujian puncak baginya adalah ketika ia harus bertarung melawan Sasaki Kojiro, saingan terberatnya yang masih muda dan sangat tangguh. Mereka akan mengadu kemampuan, dan Musashi ingin membuktikan bahwa kekuatan dan keterampilan bukan satu-satunya yang bisa diandalkan untuk menentukan kemenangan.
Dalam perjalanan pulang, ia melakukan tindakan gegabah yang membuatnya menjadi buronan hingga seorang pendeta Zen berhasil menaklukkannya. Otsu, gadis cantik yang mengaguminya, membebaskan Musashi dari hukumannya, tapi Musashi kembali tertangkap. Selama tiga tahun ia mesti menjalani kehidupan mengasingkan diri, dan masa-masa itu dipergunakannya untuk menyelami karya-karya klasik Jepang dan Cina.
Setelah bebas kembali, ia menolak diberi jabatan sebagai samurai. Selama beberapa tahun berikutnya, ia mengejar cita-citanya dengan tekad penuh mengukuti Jalan Pedang, dan menjadi samurai sejati. Lambat laun ia mengerti bahwa mengikuti Jalan Pedang bukan sekedar mencari sasaran untuk mencoba kekuatannya. Ia terus mengasah kemampuan, belajar dari alam dan mendisiplinkan diri untuk menjadi manusia sejati. Ia menjadi pahlawan yang tidak mau menonjolkan diri bagi orang-orang yang hidupnya telah ia sentuh atau telah menyentuh dirinya. Ujian puncak baginya adalah ketika ia harus bertarung melawan Sasaki Kojiro, saingan terberatnya yang masih muda dan sangat tangguh. Mereka akan mengadu kemampuan, dan Musashi ingin membuktikan bahwa kekuatan dan keterampilan bukan satu-satunya yang bisa diandalkan untuk menentukan kemenangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar